A. Perkembangan Koperasi di Inggris
Koperasi yang pertama didirikan adalah di
Inggris, sebagai akibat penderitaan yang dialami kaum buruh di Eropa akibat
revolusi industri pada abad awal XIX. Pada tahun 1844 di Rochdale, Inggris
didirikan koperasi konsumsi yang dipelopori oleh Charles Howard.
Pada mulanya koperasi Rochdale hanya bergerak
dalam usaha untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi. Namun kemudian Rochdale mulai
mengembangkan sayapnya dengan melakukan usaha-usaha produktif. Menyusul
keberhasilan koperasi Rochdale ini, hingga tahun 1852 telah berdiri sekitar 100
koperasi konsumsi di Inggris, yang pada umumnya didirikan oleh para konsumen.
Dalam rangka memperkuat gerakan koperasi, maka pada tahun 1862,
koperasi-koperasi konsumsi di Inggris bergabung menjadi satu menjadi pusat
koperasi pembelian {Coperative Wholesale Society (CWS)}
B. Perkembangan Koperasi di Perancis
Pelopor-perlopor koperasi di Perancis antara
lain Charles Fouriee, Louis Blanc, serta Ferdinand Lasalle. Para pelopor ini
menyadari bahwa setelah terjadinya revolusi Perancis dan perkembangan industri
yang menimbulkan kemiskinan, maka nasib rakyat perlu diperbaiki dengan
membangun koperasi-koperasi yang bergerak di bidang produksi bersama-sama
dengan para pengusaha kecil.
Di Perancis terdapat Gabungan Koperasi
Konsumsi Nasional Perancis (Federation Nationale Dess Cooperative de
Consummtion), dengan jumlah koperasi yang bergabung sebanyak 476 koperasi,
anggota 3.460.000 orang, toko 9.900 buah dan perputaran modal sebesar 3.600
miliar Franc/tahun.
C. Perkembangan Koperasi di Jerman
Pada tahun 1848 di Inggris dan Perancis telah
mencapai kemajuan Industri, sedangkan di Jerman perekonomiannya masih bercorak
agraris. Barang-barang impor di Inggris dan Perancis memberikan tekanan berat
bagi perkembangan Industri di Jerman.
Pada saat itu muncul Pelopor Koperasi di
Jerman, yaitu F.W Raiffeisen, Walikota Flammersfield. Ia menganjurkan agar kaum
petani menyatukan diri dalam kumpulan simpan pinjam.
D. Perkembangan Koperasi di Denmark
Denmark adalah salah satu negara di Eropa
yang dapat dijadikan contoh pengembangan Koperasi Pertanian. Kegiatan yang
dilakukan para petani yang tergabung dalam koperasi pertanian perlu dipelajari
sebagai pola yang cocok untuk membangun daerah agrarian.
Pada tahun 1952
anggota Koperasi mencapai satu juta orang atau sekitar 30% dari jumlah penduduk
Denmark. Selain itu hampir sepertiga penduduk pedesaan di Denmark berusia 18
tahun sampai dengan 30 tahun pernah belajar di Perguruan tinggi, sehingga tidak
sulit bagi mereka untuk bergabung ke dalam koperasi.
E. Perkembangan Koperasi di Swedia
Usaha Koperasi di Swedia umumnya ditujukan
untuk memerangi kekuatan monopoli. Salah seorang pelopor koperasi di Swedia
adalah Albin Johansen. Pada tahun 1911 gerakan koperasi ini berhasil
mengalahkan kekuatan perusahaan besar milik kelompok orang yang mulanya sangat
berkuasa dalam penentuan harga penjualan margarin. Tahun 1962 Swedia berhasil
menghancurkan monopoli penjualan tepung terigu yang dimiliki perusahaan swasta.
keberhasilan koperasi Swedia adalah berkat
program pendidikan yang disusun secara teratur dan pendidikan orang dewasa di
Sekolah Tinggi araskyst (Folk High School), serta lingkaran studi dalam
pendidikan luar sekolah. Dan perhatian diberikan terhadap pendidikan bagi
masyarakat di lingkungan daerah kerja koperasi.
F. Perkembangan Koperasi di Amerika Serikat
Koperasi yang tumbuh di Amerika Serikat
dikelola berdasarkan prinsip-prinsip Rochdale, namun karena kurang
berpengalaman maka banyak koperasi yang gulung tikar. Koperasi yang
tumbuh antara tahun 1863 sampai dengan 1869, berjumlah 2.600 koperasi. Sekitar
57% koperasi ini mengalami kegagalan, karena prinsip-prinsip koperasi Rochdale
dikenal di Amerika Serikat sekitar tahun 1860, sehingga pertumbuhan koperasi
secara pesat baru sekitar 1880.
G. Perkembangan Koperasi di Jepang
Koperasi pertama kali berdiri di Jepang pada
tahun 1990 (33 tahun setelah pembaharuan oleh Kaisar Meiji), atau bersamaan
dengan pelaksanaan Undang-Undang Koperasi Industri Kerajinan
Cikal bakal kelahiran koperasi di Jepang
mulai muncul ketika perekonomian uang mulai dikenal oleh masyarakat pedalaman,
khususnya kegiatan pembelian dan pemasaran bersama hasil pertanian pada tahun
1906, koperasi terus tumbuh dan berkembang. Pada tahun 1920 ketika Jepang
sedang membangun dan mengembangkan industrinya, koperasinya yang ada
benar-benar berfungsi sebagai tulang punggung bagi pembangunan pertanian yang
menunjang industrialisasi.
H. Perkembangan Koperasi di Korea
Koperasi di Korea di mulai pada awal abad 20
khususnya koperasi pedesaan. Koperasi kredit pedesaan misalnya sudah mulai
dikenal pada tahun 1907. Koperasi ini didirikan oleh rakyat untuk membantu
petani yang membutuhkan uang untuk membiayai usaha pertaniannya. Sedangkan
koperasi kerajinan dan koperasi pertanian baru mulai diorganisir pada tahun
1936. Kedua koperasi ini mendapat perlindungan dari pemerintah.
Pada tahun 1956 koperasi kredit pedesaan di
organisir oleh pemerintah Korea menjadi Bank Pertanian Korea. Namun pada tahun
1957 koperasi pertanian melebarkan sayapnya dalam kegiatan simpan pinjam. Jadi
Korea ada dua organisasi pedesaan yang melayani kebutuhan kredit petani, yakni
Bank Pertanian Korea dan Koperasi Pertanian.
Sumber;